بسم الله الرحمن الرحيم


AKU HANYALAH SEORANG ANAK KECIL YANG SEDANG BELAJAR MEMAHAMI ARTI SEBUAH KEHIDUPAN DAN BELAJAR MENERIMA SEMUA YANG TERLIHAT OLEH MATA

Senin

Wahai Ukhti


Wahai Ukhti…Kekasihku…Ketahuilah…


Kala ucapan ungkapan kerinduanmu mewujud sedu tangis
Ketahuilah wahai ukhti…aku pun menangis untuk rindumu yang tak kufahami
Jika suatu saat tangan ini akan menyapu mengusap duka lara
Ketahuilah wahai ukhti…hanya tangan ini saja yang kan mengusap dukamu nan lara
Kala tak ada sesuatupun yang mampu mengganti ruang hati nan merindu
Ketahuilah wahai ukhti…ayat-ayat cintamu kugurat-guratkan pada hayatnya hatiku
Jika suatu saat kau menjadi tidak mengerti harus kesiapa kau tuturkan gundahmu
Ketahuilah wahai ukhti…hanya pada lembar-lembar hatiku jualah yang mampu menerima Alif sampai Ya keresahanmu.

Kala angin utara pun tak mau menerima pesan sedih pedihmu
Ketahuilah wahai ukhti…pada lautan hatiku saja sedihmu kan kutampung
Jika suatu saat kau tak faham sangat pada siapa kau bumi dimana kau berpijak dan memandang
Ketahuilah wahai ukhti…kepadakulah kau akan kembali memeluk dalam, erat, dan hangat

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Aku tak tahu-menahu kapan hatimu kan berucap “Aku bahagia…” 
Yang ku mengerti bahwa kau pun tak rela lembaran hatiku ini terisi selainmu
Karena, ucapan hatimu adalah palung nan paling kebenaran bukan mulutmu

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Suatu saat aku tak hanya akan meminjam hatimu, aku pun akan memilikinya
Jikalaw taman gelap tak gemerlap, berpendarlah sinarmu disana
Artikan apa…?tanyakan bagaimana? aku yang hanya hidup dari cintamu jua

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Suatu saat aku akan menikahimu, menikahi jiwa, raga, aqidah dan akhlakmu
Kala itu kaulah gerangan yang akan melucuti pekertiku pula mengikuti aku imammu
Kala itu ijab qobhul yang sesungguhnya terjadi, tut wuri pada fardhu-Nya dalam sighot taklik

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Setelah semua kepedihan yang membuat kita tak berdaya berlalu
Kau lah satu-satunya jiwa yang tak berhenti bertasbih…”Aku hidup untuk suamiku, imamku…”
Kau lah satu-satunya Mihrab Suci yang menghalangi halauan mataku dari selainmu

Wahai dikau kekasihku… dunyaa waa alakhiraat-ku, kesucian yang teramat berharga
Wahai dikau istriku… ibu keduaku, jangan menangis lagi, kaulah akhir hidupku nan kembara
Wahai ukhti…kekasihku… Wahai ukhti…kekasihku…
Jagalah Marwahku pun dirimu, karena mawar itu hanya akan tumbuh, mekar, layu, dan mewangi karena kita saja…

Wahai dikau ukhti, kekasihku, istriku, aku akan berdebar berbinar berkaca dan mengaca saat kau bertungkas “Yaa…abhi…debaran jantungku…bunga mawarku…teruslah hidup untukku…Jagalah aku…Jadilah imamku…”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar