بسم الله الرحمن الرحيم


AKU HANYALAH SEORANG ANAK KECIL YANG SEDANG BELAJAR MEMAHAMI ARTI SEBUAH KEHIDUPAN DAN BELAJAR MENERIMA SEMUA YANG TERLIHAT OLEH MATA

Minggu

Arti Sebuah Perjuangan

Arti Sebuah Perjuangan
Menjadi perkara yang telah dipahami oleh setiap orang bahwa kesuksesan selalu diiringi dengan kesungguh-sungguhan dan perjuangan dalam mencapai cita-cita dan harapan. Keberhasilan bukanlah warisan yang bisa diperoleh dengan mudah ataupun barang murah yang bisa didapatkan di mana saja. Akan tetapi sunnatullah menuntut bahwa keberhasilan akan diberikan kepada para pejuang dan sosok yang mau untuk berkorban.
Ini bukan sekedar logika, akan tetapi inilah yang ditunjukkan oleh al-Qur’an, tatkala Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan [menuju keridhaan] Kami. Dan sesungguhnya Allah akan bersama dengan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. al-Ankabut: 69)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah mengaitkan antara hidayah dengan jihad/kesungguhan. Ini artinya, orang yang paling besar mendapat hidayah adalah yang paling besar kesungguhannya. Sedangkan jihad yang paling wajib adalah jihad menundukkan jiwa dan berjuang mengendalikan hawa nafsu, berjihad melawan syaitan, dan berjihad melawan [ambisi] dunia. Maka barangsiapa yang berjihad melawan keempat hal ini akan Allah tunjukkan kepadanya jalan-jalan keridhaan-Nya yang akan mengantarkan menuju surga-Nya. Dan barangsiapa yang meninggalkan jihad itu maka dia akan kehilangan sebagian petunjuk sekadar dengan jihad/perjuangan yang dia abaikan.” (adh-Dhau’ al-Munir [4/518])
Demikianlah saudaraku, hal itu menunjukkan betapa besar buah dari jihad itu. Di mana pun, orang-orang yang memiliki keunggulan dalam hal ini adalah orang yang tepat untuk dijadikan sebagai rujukan di tengah perselisihan, bukan sembarang orang. al-Auza’i dan Ibnul Mubarak berkata, “Apabila orang-orang berselisih tentang sesuatu maka perhatikanlah kepada apa yang dipegang oleh Ahluts Tsughur.” Yang dimaksud adalah ahlul jihad (lihat adh-Dhau’ al-Munir [4/518])
Memang, berbicara lebih mudah daripada melakukan sebuah tindakan. Oleh sebab itulah di samping kekuatan ilmu dan ma’rifah, manusia juga diberikan kekuatan tekad dan harapan. Kesuksesan tidak akan diraih hanya dengan omongan, namun ia juga membutuhkan sebuah tindakan nyata dalam kehidupan. Siapa pun yang menginginkan ilmu maka dia tertuntut untuk mengerahkan kesungguhan, demikian juga orang yang mendambakan kekayaan dan kesejahteraan. Mereka rela untuk pergi pagi pulang petang, memeras keringat, membanting tulang, demi menggapai apa yang mereka kira sebagai sebuah masa depan dan ketentraman yang diimpikan.
Yang jelas, bagi seorang mukmin menyia-nyiakan waktu yang singkat dan amat berharga ini untuk perkara-perkara rendah, semu dan sementara adalah sebuah kehinaan dan kerugian. Oleh sebab itu, sebagaimana kata pepatah, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Inilah motivasi sekaligus, penghibur hati, sekaligus cambuk bagi orang-orang yang dirundung kesedihan akibat beratnya jalan yang mereka tempuh dan sedikitnya teman yang meringankan beban mereka. Tidak perlu risau dan khawatir, Allah tidak akan menyia-nyiakan jerih payah hamba-hamba-Nya yang berbuat baik…
Saudaraku, kekecewaan akan bisa berubah menjadi kebahagiaan, tatkala kita menyadari bahwa sesungguhnya banyak sekali musibah dan tekanan yang kita alami sebenarnya bersumber dari kelalaian dan kelengahan diri kita sendiri. Oleh sebab itu Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Orang yang paling bijak adalah yang menjadikan keluhannya tertuju kepada Allah dari [hal-hal] yang ada pada dirinya sendiri, bukan dari diri orang lain.” (lihat al-Fawa’id)

Selasa

Alasan Tolak Miss World


Pertama, Budaya Barat (Kafir)

Kontes kecantikan seperti Miss World bukanlah berasal dari budaya Islam melainkan budaya yang digelar dan diikut oleh orang-orang kafir di negara-negara Barat. Kontes kecantikan modern pertama kali digelar di Amerika pada tahun 1854.Kemudian dikembangkan oleh Inggris pada tahun 1951. Berawal dari festival yang bernama Festival Bikini Contest. Ajang ini dianggap sah-sah saja, karena budaya barat yang mengagungkan kebebasan dan mengabaikan nilai-nilai agama. Maka, kontes semacam itu tidak boleh diikuti dan ditiru oleh kaum muslimin. 

Rasulullah saw sudah mengingatkan kita lewat sabdanya, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031, shahih)

Kedua, Ajang Bisnis dan Kapitalisasi Perempuan

Sejarahnya, kontes kecantikan Miss World di Amerika tahun 1952 diadakan sebagai cara untuk promosi produk pakaian dalam wanita. Keuntungan dari acara ini sangatlah besar, karena mampu menjaring penonton yang sangat banyak.

Menjadi ajang bisnis alias mengeruk keuntungan dari hak siar yang akan dijual di seluruh negara. 

Dan motif bisnis ini tetap berlaku hingga sekarang. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef menulis dalam bukunya, "Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran" (2006), ia menulis:

“Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakuakan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan dari kegiatan ini tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah” 

Maka jelas, ajang ini menjadikan tubuh wanita beserta kecantikannya sebagai komoditas bisnis yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Sementara pendapat bahwa acara ini akan meningkatan daya tarik wisata Indonesia dll tak lain hanyalah alibi untuk menutupi motif tersebut. 

Ketiga, Mitos Kecantikan yang Menyesatkan

Kontes kecantikan membuat masyarakat terjebak dalam mitos kecantikan yang menyesatkan. Kecantikan wanita dinilai dengan penampilan fisik. Meskipun ada standar nilai-nilai lain yang menjadi penilaian, tetap saja yang utama adalah kecantikan fisik. 

Mitos kecantikan ini berdampak sangat besar bagi mental dan gaya hidup perempuan. Banyak yang akhirnya tidak merasa puas dengan fisik yang dimiliknya. Para wanita akhirnya berlomba-lomba untuk merubah dirinya menjadi putih, langsing, hidung mancung, kaki lenjang bak super model. Bahkan mereka rela merogoh saku dalam-dalam sampai melakukan operasi plastik untuk bisa cantik seperti yang dipertontonkan kontes kecantikan. Para wanita menjadi lupa dengan kodratnya, disibukan dengan memperhatikan fisik. Sementara nilai-nilai spiritual, moral menjadi terabaikan. Belum lagi dampak bagi para pria, yang dengan bebas melihat para wanita yang mempertontonkan auratnya. Moral mereka akan rusak.

Keempat, Menodai Citra Indonesia

Tahun ini, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Miss Indonesia 2013. Hal ini menjadi ironis, bukankah Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia? Bahkan salah satu tempat yang dipilih untuk ajang ini adalah Kab. Bogor yang memiliki dikenal religius. Tentu ini akan menodai Ini akan menodai citra negara Indonesia, lebih dari itu ajang ini dapat meliberalkan kaum muslim di Indonesia yang mayoritas Muslim. 

Kelima, Merusak Tatanan Sosial dan Rumah Tangga

Kontes ini tidak hanya merusak moral individu, namun juga tatanan sosial dan rumah tangga. Hal ini terjadi pada QS, pemenang kontes kecantikan Putri Indonesia 2009. Demi memenangkan kontes kecantikan tersebut, ia mengaku sengaja melepaskan kerudung yang sebenarnya wajib dikenakannya sebagai Muslimah sekaligus wakil Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. 

Setelah memenangkan kontes kecantikan tersebut dan menjalankan “tugas” sebagai Putri Indonesia, ia mulai lupa kehidupan normalnya sebagai seorang anak. Tenggelam dalam kesibukannya sebagai seorang Putri Indonesia, pihak keluarga pun mulai was-was dan curiga. Pasalnya sang anak terjerat dalam dunia kesyirikan. Saat itu, QS mulai gemar semedi dan membakar dupa. Ibunya mengatakan bahwa QS melakukan ritual melepaskan belut dan kura-kura, dilepas di sungai yang mengalir, serta melepas burung pipit. Kekhawatiran pihak keluarga tidak dihiraukan oleh sang anak, bahkan ditanggapi secara negatif. Kemudian, akibat beban mental yang semakin berat, sang ibu pun harus tega memutuskan tali keluarga dengan si buah hati.

Hal tersebut bisa jadi terjadi pada kontestan yang lain. Di mana kesibukan sebagai putri Indoenesia atau semacamnya telah mengikis nilai-nilai silaturahmi keluarga serta nilai-nilai agama.

Adanya berbagai kontes wanita ini sesungguhnya tidak lepas dari pengaruh peradaban barat yang menjadikan wanita sebagai komoditas bisnis dan memandang wanita sebagai sarana pemuas nafsu seksual belaka. perempuan dipandang dengan pandangan terbuka. Hingga terbuka segala-galanya, pakaiannya, dan auratnya dilihat sebagai simbol keindahan. Padahal inilah simbol kebinatangan. Ideologi kapitalisme telah menjerat perempuan sebagai mahkluk cantik yang dipertontonkan, padahal sungguh (secara tidak sadar) itu adalah simbol penghinaan.

Pandangan ini sangat bertolak belakang dengan Islam. Islam memandang wanita sebagai manusia terhormat dan mulia yang wajib mendapat perlindungan. Islam menjaga wanita dengan mensyariatkan agar wanita menutup auratnya dari laki-laki yang bukan mahramnya, serta melarang bertabaruj. Meski begitu, Islam tetap membolehkan wanita untuk beraktivitas yang tidak menyalahi fitrahnya. Islam membolehkan interaksi pria dan wanita dalam hal-hal tertentu yang umum.Itupun ada aturan mainnya, diantaranya laki-laki dan wanita harus menjaga pandangannya.

Wanita pun dihargai bukan dari penampilan fisiknya,melainkan dari keshalihan dan ketakwaannya. Hal ini menjadikan para wanita berfokus kepada amal-amal kebaikan yang membawanya kepada derajat takwa, dan akan terjaga dari hal-hal yang dilarang. Para laki-laki pun akan mengormati dan memuliakan perempuan.

Walhasil, Islam mencegah segala hal yang dapat menjadikan perempuan sebagai obyek bisnis ataupun seksual. Namun, perlindungan Islam ini tak mungkin dilakukan oleh individu saja melainkan harus oleh negara. Maka, kebutuhan akan penerapan syariat Islam dalam bingkai negara sudah sangat mendesak. Karena ini satu-satunya jalan untuk menjaga perempuan dan mencegah lebih banyak kemaksiatan yang terjadi.

Senin

*Sajak rame2

*Sajak rame2

Kalian tahu kenapa hujan itu menyenangkan?
Karena turunnya rame2
Pasti garing kalau hujan itu turunnya hanya satu tetes
Lantas satu tetes lagi, dan seterusnya.

Kalian tahu kenapa nasi itu lezat dan mengenyangkan?
Karena dihidangkan rame2
Pasti bengong kalau hanya satu butir saja di atas piring.
Ini mau makan apa?

Kalian tahu gigi itu berguna?
Karena rame2 berbaris rapi
Pasti ompong nyebutnya kalau cuma satu
Tidak bisa buat mengunyah. Cuma bisa buat tersenyum melihatnya.

Sungguh,
Di dunia ini sesuatu yang positif selalu spesial saat rame2 dilakukan
Shalat jamaah, rame2 tentu lebih afdol
Gotong royong, rame2 tentu lebih oke
Belajar, rame2 saling bantu lebih banyak yang dipelajari
Bekerja, rame2 saling tolong lebih cepat selesai

Itulah gunanya teman2 terbaik
Teman2 yang saling menasehati dan mengingatkan
Rame2 menjadi selalu lebih seru.

Kalian tahu kenapa keyboard laptop atau HP harus lengkap?
Karena hilang satu saja, rasanya tidak utuh lagi.
Begitulah pertemanan yang baik.
Hilang satu, terasa kosong semuanya.
Rame2 selalu lebih menyenangkan.

Mungkin demikian.